PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN
Pemisahan Komponen dari Campuran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Prinsip Percobaan
Pemisahan komponen dari campuran berdasarkan perbedaan sifat-sifat fisis zat penyusunnya seperti wujud zat, ukuran partikel, titik leleh, titik didih, sifat magnetik, kelarutan, dan lain sebagainya.
1.2. Tujuan Percobaan
Mempelajari teknik-teknik pemishan komponen secara fisik dari campuran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bila
dua zat atau lebih dalam campuran tidak terjadi reaksi secara kimia, maka hasil
campuran dalam setiap komponen zat memiliki sifat-sifat dasar yang tetap.
Jika suatu komponen dari campuran ada dalam jumlah yang lebih besar, maka
campuran dalam hal ini merupakan zat tak murni dan komponen yang lebih kecil
yang disebut sebagai pengotor dari sisa jumlah komponen yang lebih besar.
(Yadial Chalid Sri dan Nanda Saridewi: 2022).
Pemisahan
komponen dari campuran, termasuk pemurnian zat adalah masalah yang sering
muncul dalam kimia dasar pemisahan komponen dari suatu campuran adalah bahwa
setiap komponen memiliki perbedaan sifat dasar. Komponen-komponen dari campuran
zat murni adalah unsur-unsur atau senyawa. Setiap unsur atau senyawa mempunyai
sifat dasar sehingga sifat dasar tersebut dapat di identifikasi. Pada keadaan
temperatur dan tekanan yang sama. Sifat-sifat dasar dari setiap zat murni
adalah identik. (Yadial Chalid Sri dan Nanda Saridewi: 2022).
Salah
satu contoh gula pada keadaan normal adalah wujud padat tersusun dari kristal
transparan dalam bentuk yang sama. Kristal gula lebih kecil dari butiran gula
beraturan, tetapi ukuran partikel bukan merupakan sifat dari gula .
(Yadial Chalid Sri dan Nanda Saridewi: 2022).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
3.1.
Alat dan Bahan
Alat: -
Cawan Porselen (2 buah) -
Gelas kimia 100 mL (2 buah) -
Batang pengaduk (1 buah) -
Spatula (1 buah) -
Corong (1 buah) -
Hotplate (1 buah) -
Gelas ukur 10 mL (1 buah) -
Botol semprot (1 buah) -
Erlenmeyer 100 mL (2 buah) |
Bahan: -
Asam oksalat anhidrat (1 gram) -
NaCl (2 gram) -
CaCl2 0,1 M (25 mL) -
CaCO3 (1 gram) -
Aquadest (50 mL) -
Kertas saring (3 lembar) |
3.2.
Cara Kerja dan Pengamatan
Cara Kerja |
Pengamatan |
Sebelum
percobaan Ditimbang
cawan porselin kosong yang telah dikeringkan di oven dan beratnya yang
konstan |
38,38
gram |
Saat
Percobaan Dimasukkan
4 gram sampel yang merupakan campuran asam oksalat, natrium klorida, dan
kalsium karbonat dengan perbandingan 1:2:1 ke gelas kimia |
Ketiga
zat berwarna putih serbuk |
Dituang
10 mL aquades ke gelas kimia yang berisi sampel disertai pengadukan |
Terbentuk
larutan putih, terdapat beberapa zat yang tidak larut, ada
gelembung-gelembung gas |
Disaring
dengan kertas saring. Residu dikeringkan di dalam oven dengan suhu 105°C kemudian
ditimbang (massa zat 1). Filtrat dilanjutkan ke tahap berikutnya |
Residu
berwarna putih dengan berat kering 3 gram |
Filtrat
ditambahkan larutan kalsium klorida hingga terbentuk endapan |
Tidak
terbentuk endapan |
Disaring
dengan kertas saring, dikeringkan di dalalm oven dengan suhu 105°C kemudian
ditimbang (massa zat 2). Filtrat dilanjutkan ke tahap berikutnya |
Tidak
ada zat yang dikeringkan |
Filtrat
diuapkan hingga terbentuk padatan kemudian padatan tersebut ditimbang (massa
zat 3). |
Tidak
terbentuk endapan |
Dihitung
presentase masing-masing zat |
Presentase
massa zat 1: 75% |
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Hasil
Pengamatan
Perlakuan |
Hasil
Pengamatan |
Sampel campuran + aquades |
Terbentuk dua fasa yaitu fasa cairan, dan
fasa padatan. Terbentuk juga gelembung gas yang menandakan terjadinya reaksi |
Massa zat pertama |
3 gram |
Massa zat kedua |
Tidak terbentuk endapan |
Massa zat ketiga |
Tidak terbentuk endapan |
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk melakukan
pemisahan komponen dari campuran dan mempelajari teknik-teknik pemisahan
komponen secara fisik dari campuran. Proses pemisahan sampel dari campuran ini
dilakukan menggunakan metode filtrasi dan rekristalisasi secara evaporasi.
Campuran sendiri adalah sebuah contoh materi yang tak murni, yaitu bukan sebuah
unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidar sama dengan sebuah zat,
dapat bervariasi. Campuran dapat berupa homogen dan heterogen. ( Petrucci,
1996)
Metode yang dapat dilakukan untuk pemisahan komponen
dari suatu campuran ada banyak sekali, dan metode yang digunakan pada praktikum
kall ini adalah filtrasi dan evaporasi. Filtrasi sendiri merupakan metode
pemisahan untur memisahkan zat padal dari cairannya dengan menggunakan alat
penyaring. Sedangran evaporasi merupakan pemisahan suatu sampel dari pelarutnya
dengan cara menguapkannya. Langkah pertama yang harus dilakukan ialah
memasukkan 4 gram sampel campuran yang berisi asam oksalat, natrium klorida,
dan kalsium karbonat ke dalam gelas kimia lalu ditambahran aquades dan diaduk
hingga larut. pengadukan dilakukan selama 10-15 menit, aquades berfungsi untuk
melarutkan senyawa- senyawa tersebut. Dan proses pengadukan berfungsi untur
mempercepat jalannya reaksi dengan adanya tumbukan antar partikel, serta lama
pengadukan bertujuan untuk memastikan semua senyawa benar larut. Saat
penambahan aquades larutan berubah menjadi warna putih dan menghasilkan
gelembung gas serta terbentuk dua fasa yaitu fasa cairan dan fasa padatan. Hal
tersebut menandakan bahwa campuran tersebut bercampur secara tersuspensi
heterogen. Larutan koloid suspensi memiliki ukuran partikel yang sangat besar >
100 nm sehingga dapat dilakuran penyaringan. Reaksi yang terjadi adalah :
NaCl (s) + H2O (l)
H2C2O4
(s) + H2O
(l)
CaCO3 (s) + H2O (l)
Selanjutnya dilakuran penyaringan dengan
tujuan memisahkan filtrat dan residu dengan menggunakan kertas saring,
penggunaan kertas saring karena kertas saring dapat menyaring partikel yang
berukuran > 70 nm. Hasil dari penyaringan pertama yaitu terbentuknya residu
berupa endapan putih dan larutan bening. Kemudian endapan di oven dengan suhu
105
2NaCl + CaCO3
Setelah difiltrasi, filtrat yang didapatkan
ditambahkan laruran CaCl2 tetes demi tetes sampai terbentur endapan.
Namun pada proses ini tidak terbentuk endapan. Hal ini bisa saja disebabkan
oleh pengadukan yang terlalu lama, sehingga zat yang seharusnya tidak larut
sebelumnya malan ikut larut. Hal ini menyebabkan tidak terbentuknya endapan saat
penambahan CaCl2. Zat yang seharusnya didapatkan pada proses pemisahan
kedua ini adalah asam oksalat (H2C2O4). Karena
fungsi penambahan CaCl2 disini adalah untuk mengikat H2C2O4
dalam air dan akan membentuk padatan berupa CaC2O4.
Sesuai dengan reaksi di bawah ini :
H2C2O4 + CaCl2
Kemudian filtrat tadi dijenuhkan dengan cara
diuapkan. sampai terbentuk endapan. Namun, pada saat praktikum tidak ada
endapan yang terbentuk. Walupun sudah dilakukan penguapan yang lama. Hal ini
bisa saja terjadi karena zat yang harusnya tidak ikut mengendap pada proses
penyaringan pertama malah ikut mengendap bersama zat lain dan ikut tersaring.
Akibatnya, saat dilakuran prosedur- prosedur pemisahan lainnya endapan sudah
tidak terbentuk. Endapan yang seharusnya didapatkan pada proses in adalah NaCl.
Karena NaCl memiliki kelarutan yang besar dalam air. Sehingga untuk
mengendapkannya kembali diperlukan penguapan sampai aquades berkurang dan
menghasilkan endapan. Reaksi yang terjadi adalah:
BAB
V
KESIMPULAN
Campuran
merupakan dua zat atau lebih yang bercampur tanpa disertai terjadinya reaksi
kimia. Seperti teh manis yang merupakan campuran dari air, teh dan gula pasir
atau air garam yang merupakan campuran antara air dan garam. Campuran dapat
dipisahkan menjadi komponen-komponen penyusunnya. Seperti pada praktikum ini,
dilakukan pemisahan komponen dari campuran dengan metode filtrasi, presipitasi,
dan evaporasi.
LAMPIRAN
A. Perhitungan
% komponen 1 = massa komponen 1 :
massa total campuran x 100%
= 3 gram/4 gram x 100% = 75%
B. Jawaban
Pertanyaan Pendahuluan
1. Jelaskan
apa yang dimaksud dengan campuran!
Jawab: Campuran merupakan dua zat atau
lebih yang bercampur tanpa disertai terjadinya reaksi kimia. Seperti teh manis
yang merupakan campuran dari air, teh dan gula pasir atau air garam yang
merupakan campuran antara air dan garam. Campuran dapat dipisahkan menjadi
komponen-komponen penyusunnya
2. Jelaskan
cara-cara yang dapat dilakukan dalam pemisahan komponen!
Jawab: Ada beberapa pemisahan campuran
antara lain, penyaringan atau filtrasi, sublimasi, kristalisasi dan evaporasi.
1. Filtrasi
adalah metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan
menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan ini adalah dengan
perbedaan ukuran partikel antar pelarut dan zat terlarutnya. Proses ini
dilakukan dengan bahan yang berbentuk larutan cair. Hasil penyaringan disebut
filtrate dan zat tertahan disebut residu.
2. Sublimasi
merupakan peristiwa penguapan secara langsung padatan kristal ke dalam fasa
uap. Salah satu contoh sublimasi adalah penguapan kapur barus (naftalena).
Sublimasi dapat digunakan sebagai metode pemurnian padatan kristalin. Beberapa
senyawa kimia dapat menyublim pada temperatur dan tekanan kamar, namun banyak
yang baru dapat menyublim apabila tekanan diturunkan maupun temperatur
dinaikkan. Untuk mendapatkan bahan murni fasa uap bahan tersublim didinginkan
sehingga terbentuk kristal
3. Evaporasi adalah proses pemisahan suatu sampel dari pelarut dengan cara menguapkan pelarut yang terdapat pada sampel. Prinsip evaporasi adalah pemanasan dengan temperatur rendah yang dibantu dengan vakum dengan tujuan menghindari terjadinya kerusakan sampel pada saat penguapan pelarut dengan bantuan pemanasan rendah.
4. Kristalisasi adalah metode pemisahan campuran untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasarnya adalah dengan prinsip kelarutan bahan dalam pelarut dan perbedaan titik beku. Contohnya adalah pembuatan garam dapur dari air laut dan dalam proses pembuatan kristal gula pasir dari nira tebu
FOTO DOKUMENTASI
Penimbangan cawan porselin yang sudah dioven |
Penimbangan
kertas saring kosong |
Pencampuran sampel campuran (asam oksalat, natrium klorida, dan asam
karbonat) dengan aquades |
Penyaringan residu |
Filtrat hasil penyaringan |
Proses
penguapan filtrat |
Komentar
Posting Komentar