DAYA REDUKSI HALOGEN

 Daya Reduksi Halogen


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan

Menguji daya reduksi halogen menggunakan larutan uji Fe2(SO4)3 0,1 M, NaCl 0,1 M, NaBr 0,1 M dan larutan KI 0,1 M dengan memperhatikan nomor atom.

 

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mempelajari daya reduksi unsur-unsur halogen

2. Mengurutkan kekuatan unsur-unsur halogen


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Halogen dalam bentuk bebas selalu berupa diatomic, karena tiap atom memerlukan 1 elektron untuk membentuk ikatan kovalen. Yang termasuk unsure halogen adalah lima unsure yang berada pada deret ketujuh tabel periodik unsur kimia. Masing-masing Fluor, Chlor, Brom, Iod, dan Astatin. Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2np5 dan merupakan unsur-unsur yang paling elektronegatif. Oleh karena itu selalu mempunyai bilangan oksidasi (-1), kecuali Fluor yang selalu univalen (Anonim, 2014)

Unsur-unsur yang menyusun dua golongan utama dalam tabel bekala sangat berlawanan sifatnya. Halogen merupakan yang paling reaktif dari semua unsure dan ditemukan didaratan hanya dalam bentuk kombinasi (senyawa) dengan unsure lain. Kecuali oksigen, halogen adalah satu-satunya unsur yang tergolong sebagai zat pengoksidasi. Sebaliknya, gas mulia sangat ridak reaktif sehingga dijumpai dialam hanya dalam bentuk unsurnya (Oxtoby, 2003: 246). Atom-atom unsur halogen memiliki afinitas elektron tinggi sehingga mudah menerima elektron membentuk konfigurasi elektron gas mulia. Oleh sebab itu, unsur-unsur halogen tidak pernah ditemukan dalam keadaan unsur bebas di alam (kimia.upi.edu, 2014).

Awalnya, oksidasi berarti pembentukan oksida dari unsurnya atau pembentukan senyawa dengan mereaksikannya dengan oksigen, dan reduksi adalah kebalikan oksidasi. Definisi reduksi saat ini adalah reaksi yang menangkap elektron, dan oksidasi adalah reaksi yang membebaskan elektron. Oleh karena itu, suatu pereaksi yang memberikan elektron disebut reduktor dan yang menangkap elektron disebut oksidator. Akibat reaksi redoks, reduktor mengalami oksidasi dan oksidator mengalami reduksi (Saito, 1996).

Keelekronegatifan adalah suatu konsep relatif yang berarti bahwa keelektronegatifan suatu unsure dapat diukur hanya dalam kaitannnya dengan keelektronegatifan unsure-unsur lain. Secara umum, keelektronegatifan meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode di dalam tabel periodik, seiring dengan berkurangnya sifat logam dari unsur-unsur tersebut. Dalam satu golongan, keelektronegatifan berkurang dengan bertambahnya nomor atom, yang menunjukkan semakin bertambahnya sifat logamdari unsur-unsur tersebut. Unsur-unsur yang paling elektronegatif (halogen, oksigen, nitrogen, dan belerang) terdapat pada sudut kanan atas dari tabel periodik, sementara unsur-unsur dengan keelektronegatifan terendah (logam alkali dan alkali tanah) terletak pada sudut kiri bawah (Chang, 2005: 267).

Ada suatu penurunan yang teratur dalam keaktifan kimia dari fluor sampai iod, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan mengoksidasinya. Molekul fluor yang beratom-dua (diatomic) itu, F2, merupakan zat pengoksid yang lebih kuat daripada unsure lain yang manapun dalam keadaan normalnya. Baik fluor maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan cara yang sama seperti oksigen. Hoidrogen dan logam-logam aktif terbakar dalam salah satu gas itu, dengan membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas fluor yang lebih besar dibandingkan dengan klor, terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan yang biasa, termasuk kayu dari beberapa plastik, akan menyala dalam atmosfer fluor. Bahkan asbes yang “tahan api”, terbakar dalam fluor (Keenan, 1980: 228). Dari grup VIIA, fluorlah yang paling erat memegang elektron-elektronnya, dan ion yang paling lemah (Keenan, 1980: 226).

Kereaktifan halogen dapat dipelajari dari jari-jari atomnya. Dari atas ke bawah, jari-jari atom meningkat sehingga gaya tarik inti terhadap penerimaan (afinitas) elektron makin lemah. Akibatnya, kereaktifan unsur-unsur halogen dari atas ke bawah berkurang. Kereaktifan halogen dapat juga dipelajari dari afinitas elektron. Makin besar afinitas elektron, makin reaktif unsurtersebut. Dari atas ke bawah dalam tabel periodik, afinitas elektron unsur-unsur halogen makin kecil sehingga kereaktifannya: F > Cl > Br > I. Oleh karena unsur halogen mudah menerima elektron maka semua unsur halogen merupakan oksidator kuat. Kekuatan oksidator halogen menurun dari atas ke bawah dalam tabel periodik. Hal ini dapat dilihat dari potensial reduksi standar:

F2 + 2e      2F      E° = +2,87 V

Cl2 + 2e   → 2Cl    E° = +1,36 V

Br2 + 2e   → 2Br     = +1,07 V

I2 + 2e      → 2I       E° = +0,54 V

Berdasarkan data potensial reduksi standar dapat disimpulkan bahwa F2 merupakan oksidator paling kuat. Oleh karena itu, unsur halogen dapat mengoksidasi halogen lain yang terletak di bawahnya dalam tabel periodik, tetapi reaksi kembalinya tidak terjadi (Anonim, 2014).


 

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat

- Tabung reaksi      (3 Buah)

- Pipet tetes            (3 Buah)

- Rak tabung reaksi     (1 Buah)

Bahan

- Larutan Fe2(SO4)3 0,1 M   (30 tetes)

- Larutan NaCl 0,1 M        (30 tetes)

- Larutan NaBr 0,1 M        (30 tetes)

- Larutan KI 0,1 M             (30 tetes)


3.2 Prosedur Percobaan 

Cara Kerja

Pengamatan

1. Diambil 3 tabung reaksi

 

2. Dimasukkan sebanyak 10 tetes larutan 10

    tetes larutan Fe2(SO4)ke dalam masing-

    masing tabung

 

Fe2(SO4) berwarna kuning bening

3. Ditambahkan 10 tetes masing masing larutan NaCl ke dalam tabung 1, larutan NaBr ke dalam tabung 2, dan larutan KI ke dalam tabung 3

 

4. Dibandingkan warna yang terbentuk dari

    masing-masing larutan

Tabung 1 : larutan berwarna kekuningan

Tabung 2 : larutan berwarna kekuningan

Tabung 3 : larutan berwarna jingga

5. Dicermati dan dicatat tabung mana yang

    mengalami reaksi reduksi

 


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Tabel hasil pengamatan

No

Perlakuan

Hasil pengamatan

1.

NaCl + Fe2(SO4)3

Larutan berwarna kuning pucat

2.

NaBr + Fe2(SO4)3

Larutan berwarna kuning

3.

KI + Fe2(SO4)3

Larutan berwarna kuning pekat / kuning kecoklatan

 

4.2  Pembahasan

            Pada praktikum daya reduksi halogen dilakukan pengamatan perbandingan warna reaksi sampel halide (NaCl, NaBr, dan KI) dengan larutan Fe(SO4)3. Menurut literature, daya reduksi halide dapat ditentukan dengan adanya perubahan kimia yakni perubahan warna dari perbandingan larutan halide yang telah direkasikan dengan larutan Fe2(SO4)3 .

            Langkah pertama yakni dilakukan penambahan 10 tetes 3 larutan halide yaitu NaCl, NaBr, dan KI ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda. Lalu, pada tangung 1 yang berisi NaCl ditambahkan 10 tetes Fe2(SO4)3. Terjadi perubahan warna awal larutan bening menjadi warna kuning pucat. Hal tersebut menunjukan adanya perubahan bilangan oksidasi dari Fe2(SO4)3 dan NaCl. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :


Dari reaksi diatas antara Fe2(SO4)3 + NaCl, Fe2(SO4)3 bertindak sebagai oksidator dan NaCl bertindak sebagai reduktor.

            Pada tabung kedua yakni larutan NaBr ditambahkan 10 tetes larutan Fe2(SO4)3. Terjadi perubahan warna awal larutan bening menjadi warna kuning. Hal ini menunjukan bahwa adanya reduksi NaBr < NaCl dan karena adanya perubahan biloks. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : 


Dari reaksi diatas antara Fe2(SO4)3 + NaBr, Fe2(SO4)3 bertindak sebagai oksidator dan NaBr bertindak sebagai reduktor.

            Pada tabung ketiga yakni larutan KI ditambahkan 10 tetes larutan Fe2(SO4)3. Terjadi perubahan warna awal larutan bening menjadi warna kuning pekat atau kuning kecoklatan. Hal ini menunjukan bahwa adanya reduksi KI < NaBr dan karena adanya perubahan biloks. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : 


Dari reaksi diatas antara Fe2(SO4)3 + KI, Fe2(SO4)3 bertindak sebagai oksidator dan KI bertindak sebagai reduktor.

            Berdasarkan urutan daya reduksi dari yang paling kuat reduksinya adalah I- > Br- > Cl-. Hasil pengamatan sesuai dengan literature. Persamaan reaksi antara ion halide dengan ion besi (III) :

  1. 2Cl- → Cl2 + 2e-                                            E0 = - 1,36 v

2Fe3+ + 2e- → 2Fe2+                                     E0 = + 0,77 v

            2Cl- + 2Fe3+ → Cl2 + 2Fe2+                      E0 = - 0,59 v

            Reaksi berlangsung tidak spontan karena E0 sel < 0

  1. 2Br- → Br2 + 2e-                                            E0 = - 1,06 v

2Fe3+ + 2e- → 2Fe2+                                     E0 = + 0,77 v

            2Br- + 2Fe3+ → Br2 + 2Fe2+                      E0 = - 0,29 v

            Reaksi berlangsung tidak spontan karena E0 sel < 0

  1. 2KI- → I2 + 2e-                                               E0 = - 0,51 v

2Fe3+ + 2e- → 2Fe2+                                     E0 = + 0,77 v

            2KI- + 2Fe3+ → I2 + 2Fe2+                         E0 = + 0,23 v

            Reaksi berlangsung spontan karena E0 sel > 0

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini yaitu semakin pekat perubahan warna semakin kuat daya reduksinya dan semakin ke bawah semakin berkurang kereaktifannya semakin kuat daya reduksinya, unsur I > Br > Cl  urutan daya reduksinya.


DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Keenan. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga. 1980

Oxtoby. Prinsip-Prinsp Kimia Modern. Jakarta: Erlangga. 2001 Taro, Saito. 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online.

Yadial, Nanda. 2017. Pedoman Praktikum Kimia Anorganik I. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


LAMPIRAN

Pertanyaan Pendahuluan

1.      Terangkan sifat fisika dan kimia unsur-unsur halogen

Jawab :

Sifat fisis dari unsur halogen adalah titik leleh dan titik didihnya meningkat seiring dengan kenaikan nomor atom. Di suhu ruang, fluorin dan klorin berwujud gas, sementara bromin berwujud cair yang mudah menguap dan iodin berupa padatan yang mudah menyublim.

Sifat kimia unsur halogen adalah reaktivitasnya yang tinggi sebagai unsur non logam. Halogen dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk asam halogenide. Jika bereaksi dengan basa, halogen akan membentuk garam.

2.      Bagaimana kecenderungan kekuatan reduksi dalam satu golongan

Jawab :

Semakin ke bawah posisinya dalam table periodik, semakin meningkat jari-jari atom dan semakin berkurang kereaktifannya semakin tinggi daya reduksinya.

Pertanyaan Post-Praktikum

1.      Urutkan daya reduksi dari unsur-unsur halogen yang digunakan

Jawab :

Cl < Br < I

2.      Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi daya reduksi masing-masing unsur yang diteliti

Jawab :

Energi ionisasi : semakin besar semakin kuat daya reduksi

Kereaktifan : semakin rendah semakin kuat reduksinya

Nomor atom : semakin besar semakin kuat reduksinya


FOTO DOKUMENTASI



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SINTESIS KALIUM DIKROMAT

SINTESIS KALSIUM SULFAT DARI BATU GAMPING

PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN

PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMUNIUM FOIL

PEMURNIAN GARAM GUBAR (KASAR)

PELUNAKAN AIR SADAH MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ION

SINTESIS NaOH